7 Fakta Ilmiah Punya Masalah Hingga Terbawa Mimpi
Tidur adalah kebutuhan biologis setiap manusia. Manusia membutuhkan
tidur setelah menjalani aktifitas, dengan durasi 6-8 jam per harinya. Saat tidur, tak jarang kita mendapatkan mimpi,
baik itu mimpi indah maupun mimpi buruk. Pernahkah Anda bertanya-tenya dari
mana asal mimpi dan mengapa kita bermimpi saat tidur?
Mimpi terjadi saat tidur memasuki fase terdalam atau dalam istilah medis
disebut sebagai fase rapid eye movement
(REM). Fase ini mungkin masih terdengar asing bagi sebagian orang. Sedehananya,
fase REM adalah tahap saat seseorang mulai bermimpi di dalam tidurnya.
Biasanya, seseorang yang sedang tidur baru akan memasuki fase bermimpi
sedikitnya 1-1,5 jam setelah ia berbaring. Antara satu orang dengan lainnya
tidak akan mengalami fase yang sama. Ada yang bisa langsung masuk fase REM, ada
juga yang tidak. Ada beberapa fakta menarik yang terjadi ketika seseorang bermimpi
saat tidurnya, mulai dari masalah sehari-hari yang terbawa mimpi, bagaimana
mimpi bisa menjadi ‘nyata’ hingga bagaimana mata kita bisa ‘melihat’ mimpi
sedemikian rupa di saat kita tidur. Berikut 7 fakta menarik seputar mimpi yang
jarang diketahui.
Masalah Terbawa Mimpi
Sering memiliki masalah hingga terbawa mimpi? Bahkan saat bangun timbul
perasaan seolah menemukan solusi di mimpi Anda semalam? Apa yang sebenarnya
terjadi?
Hal tersebut ternyata memiliki alasan ilmiah yang masuk akal. Tidur
adalah cara efektif untuk beristirahat. Istirahat yang baik akan meningkatkan
kerja memori otak, sehingga memacu pikiran kreatif dan bahkan dapat 'menyelesaikan'
berbagai persoalan.
Ketika manusia memasuki tahapan bermimpi, tubuh berhenti melepaskan
neurotransmitter yang bertanggung jawab untuk menstimulasi saraf motorik. Ini
berarti bahwa otot-otot tubuh Anda akan berhenti bergerak dan lebih rileks.
Tidur REM juga bertanggung jawab pada stimulasi saraf yang berguna memperkuat
koneksi saraf. Pada saat itulah, fungsi memori otak bekerja, sehingga
masalah-masalah yang sedang terjadi akan teringat kembali saat kita bermimpi. Itulah
yang membuat masalah Anda sering terbawa mimpi.
Tidak jarang, fungsi otak yang meningkat dalam
tidur membuat beberapa orang menemukan pemecahan atas masalah sehari-hari saat
sedang bermimpi. Karena saat tidur otak berpikir dengan jernih, maka akan lebih
mudah bagi otak untuk menyelesaikan masalah lewat mimpi. Ditambah kualitas
tidur yang baik di malam hari, begitu bangun kita akan memiliki pikiran yang
lebih jernih sehingga akan lebih mudah untuk menyelesaikan masalah.
Mata Melihat 'Sesuatu'
Dalam sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Nature
Communications terungkap, saat memasuki fase REM, kedua mata masih
bergerak-gerak lalu seolah-olah menghasilkan visualisasi yang berbeda dari apa
yang dilihat ketika mata terbuka. Hal inilah yang kemudian diasumsikan sebagai
mimpi.
Lumpuh
Para peneliti menemukan otot-otot tubuh seseorang akan lumpuh selama
terjadinya fase REM alias tidak bisa bergerak sama sekali. Ini karena terdapat
dua sistem kimia otak yang bekerjasama untuk membuat seseorang 'lumpuh' selama
fase ini berlangsung.
Penting Untuk Perkembangan Otak
Sebuah studi mengungkap, pada anak-anak, fase REM sangat dibutuhkan
karena dalam fase ini otak mengubah pengalaman yang didapat anak di siang hari
menjadi memori jangka panjang. Otomatis bila anak tidak mendapat durasi tidur
yang memadai, maka proses ini akan terganggu.
Mendorong Pemikiran Kreatif
Ingin bisa menghasilkan sesuatu yang berbau kreatif? Cobalah untuk tidur
sejenak. Sebuah studi yang dilakukan University of California di tahun 2009
menemukan, fase REM dalam tidur dapoat meningkatkan proses kreatif seseorang
dengan merangsang jaringan otak sehingga ide-ide yang sepertinya tidak
berkaitan menjadi berkaitan.
'Mimpi yang Menjadi Nyata'
Menariknya, ada sebuah gangguan tidur langka di mana yang bersangkutan
akan memperagakan mimpi yang sedang dialaminya saat tertidur, atau lebih umum
kita kenal dengan istilah mengigau. Namun keadaan ini bisa berubah menjadi bahaya
bila mimpi yang dialaminya memaksanya untuk melakukan sesuatu yang ekstrem,
seperti melompot, terjatuh, berteriak, menendang dan meninju.
Kurang Tidur Lelap Memicu Penyakit
Kehilangan fase ini setiap kali tidur dari waktu ke waktu dapat
berdampak pada munculnya penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer dan
Parkinson. Sebab ketika seseorang kurang tidur (tidak sampai ke fase REM)
mengakibatkan penumpukan protein racun di dalam otak, lalu menyerang bagian
otak yang bertugas menyimpan memori dan memicu Alzheimer.