Breaking News

Mawas Diri



Mawas diri adalah perbuatan mulia. Bila kita mawas diri maka banyak pertanyaan yg timbul, misalnya :


·         Siapa sebenarnya saya ini?

·         Apakah kemampuan yang ada pada diri saya ?

·         Wajarkah hasil-hasil yang saya peroleh selama ini ?

Dan masih banyak sekali pertanyaan yang kesemuanya harus dijawab dengan pemikiran yang sehat dan jujur. Semakin banyak pertanyaan- pertanyaan maka akan semakin kita menelaah hidup ini. Semakin ba nyak terlihat ada hal-hal yang tidak baik yang telah kita lakukan atau bahwa ada pandangan atau pendirian kita yang tidak baik sehingga hasrat-hasrat terhadap kebendaan akan berkurang. Tanpa kita sadari maka dengan mawas diri kita akan menjadi manusia yang bermental kuat.

Mawas diri hanya dapat dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai pemikiran dewasa. Pemikiran dewasa adalah pemikiran yang obyektif yaitu tidak dipengaruhi oleh perasaan / emosi atau kepentingan diri sendiri, orang-orang yang selalu mawas diri akan tampak dalam perilaku sehari-hari dimanapun ia berada. Mereka akan lebih senang mengeluas dada daripada  menepuk dada.

Mereka akan lebih senang  tersenyum daripada membentak orang ataumengebrak meja.

Pengembangan ilmu atau pengalaman saja tanpa disertai pengembangan jiwa tidak akan tumbuh. Tanpa dukungan ilmu atau pengalaman juga sulit untuk mengangkat seseorang men jadi kokoh. Tokoh-tokoh yang hebat adalah orang-orang yang berjiwa besar dan berbudi luhur serta ditopang oleh kemampuan ilmu dan pengalaman yang cukup.

Jiwa merupakan kemampuan batin sebagai paduan antara pikiran dan perasaan seseorang. Jiwa besar adalah jiwa yang berpandangan luas dan selain melihat kebelakang juga melihat kedepan. Budi adalah perilaku yang baik dan budi luhur adalah perbuatan yang baik dari seseorang demi kepentingan orang lain atau orang banyak kendatipun dia harus mengorbankan kepen tingan dirinya sendiri.

Jiwa besar dan budi luhur hanya dimiliki oleh orang-orang bermawas diri. Untuk membangun jiwa ini maka pertama-tama kita harus mau mawas diri, akuilah secara jujur )didalam batin kita) mengenai kelakuan-kelakuan dan perbuatan-perbuatan kita yang selama ini kurang baik walaupun perasaan kita menentangnya. Kuasailah perasaan-perasaan kita dengan kekuatan pemikiran kita. Dengan membiasakan cara mawas diri ini maka kita mulai mendewasakan pemikiran kita. Bila hal ini sering kita lakukan dalam hidup sehari-hari, maka akan semakin terbukalah bagi kita bahwa selama ini banyak sekali kekeliruan-kekeliruan yang telah kita lakukan. Dan setelah kita mengetahui letak-letak kekeliruan ini, hama harus segera kita perbaiki. Bila kita sedang menghadapi suatu masalah dan harus segera menentukan sikap, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, maka usahakanlah pemecahannya agar selalu didasarkan pada pemikiran-pemikiran obyektif. Hindarkan pengaruh perasaan/emosi, karena hal ini seringkali akan menghasilkan keputusan-keputusan yang kurang bijaksana. Dengan mawas diri maka secara berangsur-angsur pada jiwa kita akan tertanam rasa solidaritas, toleransi, rendah diri, menghormati orang lain. Dan lain-lain.